Visiting Professor Instrumen Penelitian Pendidikan Kimia: Dr Mohd Ali Samsudin

Instrumen penelitian pendidikan kimia adalah salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FMIPA UNY yang ditempuh pada semester lima. Sebagai wujud implementasi Kurikulum MBKM, dan mempersiapkan lulusan yang berwawasan siap bersaing secara global, Prodi Pendidikan Kimia menyelenggarakan kegiatan bersama Assoc. Prof. Mohd Ali Samsudin dari Universitas Sains Malaysia. Assoc. Prof. Mohd Ali Samsudin hadir sebagai pengajar mata kuliah Instrumen penelitian pendidikan kimia untuk mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FMIPA UNY secara daring melalui Zoom Meeting. Perkuliahan dilaksanakan sampai empat pertemuan pada tanggal 10, 17, 23 dan 30 Mei 2022. Adapun materi yang dibahas yaitu Materi teori validitas dan reliabilitas instrumen, Praktik analisis validitas dan reliabilitas dengan SPSS (analisis faktor), dan Konsep RASCH model, praktik validasi dan RASCH. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan Guest Lecture adalah 45 mahasiswa.

Pada kesempatan kali ini, Assoc. Prof. Mohd Ali menyampaikan materi tentang analisis faktor  dan model Rasch. Interaksi dan partisipasi mahasiswa dibangun sejak awal perkuliahan dengan metode tanya jawab, dan diskusi kelompok kecil pada breakout room zoom meeting. Berdasarkan penjelasan Assoc. Prof. Mohd Ali, tujuan dari analisis faktor adalah untuk mengurangi besarnya jumlah ukuran yang saling berkorelasi menjadi beberapa konstruksi atau faktor yang representatif. Variabel untuk analisis faktor harus diukur dengan skala ordinal. Ukuran sampel harus 200 atau lebih besar dari  aturan dasar, setidaknya lima kali lebih banyak kasus dari variabel yang dimasukkan ke dalam analisis faktor. Analisis faktor didasarkan pada asumsi bahwa semua variabel berkorelasi sampai tingkat tertentu. Analisis faktor memungkinkan peneliti untuk "mengurangi" angka massa menjadi beberapa faktor representatif yang kemudian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Oleh karena itu, variabel-variabel yang memiliki dimensi dasar yang sama harus berkorelasi tinggi, dan variabel-variabel yang mengukur dimensi yang berbeda harus menghasilkan korelasi yang rendah. Model Rasch didasarkan pada ide data yang  sesuai hierarki dan masuk akal yaitu "kurang dari/lebih dari" pada satu rangkaian minat. Misalnya, jika seseorang ingin menilai motivasi guru yang bekerja dengan keluarga anak berkebutuhan khusus, asumsinya adalah bahwa guru memiliki motivasi yang lebih dibandingkan yang lain. Disini tidak terdapat variabel kecuali ingin melihat perbedaan individu pada karakteristik yang diukur. Model Rasch memberikan perkiraan untuk setiap item pada setiap individu secara terpisah

Disetiap akhir pertemuan Mahasiswa diberikan tugas untuk melihat pemahaman mereka terkait analisis faktor dan model Rasch yang telah dijelaskan.