Penelitian Kimia melalui Program Kampus Mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Prambanan: Uji Aktivitas Fotoprotektif Sediaan Krim Tabir Surya Berbahan Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica charantia) terhadap Kulit Mencit (Mus musculus)

Tim peneliti SMP Muhammadiyah 1 Prambanan meraih juara 2 dalam Lomba Penelitian Siswa yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman tahun 2024 dengan menginovasi pengembangan di bidang kimia khususnya pada produk krim tabir surya yang mengandung ekstrak buah pare (Momordica charantia) untuk diaplikasikan pada kulis mencit (Mus musculus).

Penelitian yang dilakukan oleh Sazkia Rahmandini Putri dan Gendhis Tri Nov Djatiningroam dibawah bimbingan Ibu Addina dan Ibu Hasna. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan yaitu pada bulan Maret – Mei yang dimulai dari penyusunan proposal, eksperimen, hingga pembuatan laporan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena paparan sinar ultraviolet (UV) yang dapat menyebabkan kerusakan kulit yaitu eritema, penuaan dini hingga resiko kanker kulit. Penggunaan tabir surya sangat penting untuk melindungi kulit, namun banyaknya produk tabir surya yang mengandung senyawa kimia sintesis dengan potensi efek samping yang buruk dan dampak bagi lingkungan. Tingginya kebutuhan produk tabir surya yang dapat memberikan pengaruh yang efektif dalam melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UV) sehingga perlu adanya inovasi tabir surya dengan bahan alami untuk mengurangi resiko yang akan terjadi. Buah pare atau dengan nama ilmiah Momordica charantia diketahui memiliki kandungan senyawa bioaktif seperti tanin, flavonoid, alkaloid, steroid, dan saponin serta antioksidan yang tinggi sehingga dapat dipilih sebagai bahan utama dalam pembuatan krim tabir surya ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen dengan data kualitatif dan kuantitatif. Buah pare dan mencit digunakan sebagai subjek sedangkan objek pada penelitian ini adalah ekstrak buah pare dan kulit mencit. Prosedur kerja yang dilakukan terdapat lima tahap yaitu dimulai dengan pembuatan sampel ekstrak etanol buah pare, pengujian fitokimia ekstrak buah pare yang terdiri dari uji tannin, uji alkaloid, uji saponin, uji steroid, dan uji flavonoid, selanjutnya adalah formulasi krim ekstrak etanol buah pare dimana terdapat dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah dibuat tanpa kandungan ekstrak buah pare sedangkan pada kelompok eksperimen terdiri dari empat variasi konsentrasi yaitu 3%, 5%, 7%, dan 9%. Setelah semua produk krim sudah jadi, maka krim diaplikasikan pada kulit mencit selama 1 jam untuk selanjutnya dipaparkan sinar ultraviolet (UV) selama 8 jam dan eritema diukur setelah 12 jam. Selain itu, dilakukan juga evaluasi mutu fisik yang terdiri dari uji organoleptik, uji homogenitas krim, uji tipe krim, pengukuran pH, uji daya sebar krim, uji daya lekat, dan uji stabilitas hingga tahap akhir adalah pengujian aktivitas krim tabir surya ekstrak etanol buah pare.

Buah pare yang dihaluskan dan diekstraksi menggunakan etanol sebagai pelarut dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa aktif yang memiliki potensi fotoprotektif. Ekstrak etanol buah pare diuji secara fotokimia untuk mengindentifikasi adanya senyawa tanin, alkaloid, saponin, steroid, dan flafonoid, kemudian diformulasikan dalam krim dengan 4 variasi konsentrasi yaitu 3%, 5%, 7%, dan 9% dengan krim kontrol tanpa menambahkan ekstrak etanol buah pare. Krim yang diaplikasikan pada kulit mencit (Mus musculus) dan dibiarkan meresap selama 1 jam. Kemudian mencit dipaparkan sinar UV selama 8 jam, hal tersebut dilakukan untuk mensimulasikan kondisi nyata kulit yang terpapar sinar UV dalam waktu lama. Eritema atau kemerahan pada kulit mencit diukur setelah 12 jam paparan sinar UV. Eritema merupakan tanda peradangan kulit yang sering terjadi akibat paparan sinar UV sehingga pengukuran dapat menunjukkan seberapa efektif krim dalam melindungi kulit. Pengujian aktivitas krim tabir surya dengan ekstrak etanol buah pare mengalami eritema lebih ringan dibandingan dengan krim tanpa ekstrak etanol buah pare. Peningkatan variasi konsentrasi menghasilkan perlindungan yang semakin meningkat dengan ditandai semakin sedikit eritema yang terbentuk. Krim tabir surya dengan ekstrak etanol buah pare menunjukkan efek perlindungan terhadap radiasi sinar UV sehingga dapat diartikan bahwa ekstrak etanol buah pare mempunyai potensi sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim tabir surya yang dapat memberikan efek perlindungan yang signifikan terhadap kerusakan kulit akibat radiasi sinar UV.

Penelitian ini dapat dilakukan tahap lanjutan dengan melakukan uji klinis pada manusia dan studi mekanisme tentang perlindungan ekstrak etanol buah pare terhadap sinar UV. Selain itu, pengembangan produk juga dapat dilakukan dengan mencakup variasi formulasi dan uji stabilitas jangka panjang yang bertujuan untuk memastikan efektivitas dan keamanan krim tabir surya selama penyimpanan. Selanjutnya, penting untuk dilakukan pengujian terhadap daya tahan air dan keringat. Selain itu, adanya regulasi dan standar dari badan pengawas obat dan kosmetik serta mencantumkan informasi yang jelas dalam label produk untuk keyakinan konsumen dalam penggunaannya. (ss)