PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS UNTUK GURU KIMIA SMA

Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salahsatu tridharma perguruan tinggi yang wajib dilaksanakan setiap tahun oleh dosen. Pada tahun 2023, beberapa dosen sebagai tim pengabdi dari Program Studi Pendidikan Kimia, Departemen Pendidikan Kimia, Universitas Negeri Yogyakarta, melaksanakan Pendampingan Pengembangan Pembelajaran Kimia Berbasis Etnosains. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Prof. Dr. Antuni WIyarsi, Drs. Heru Pratomo Al., M.Si., Nur Fitriyana, M.Pd., Metridewi Primastuti, M.Pd, dan Dra. Lis Permana Sari, M.Si. Tim pengabdi juga bekerja sama dengan Himpunan Kimia Indonesia-Yogyakarta, dengan mengundang Prof. Dr. Harno D Pranowo dari Universitas Gadjah Mada, sebagai pemateri tamu.

Di auditorium SMA Negeri 2 Bantul pada tanggal 02 Agustus 2023, peserta dan tim dosen pengabdi akan mendiskusikan materi tentang (1) konsep dasar pembelajaran kimia berbasis etnosains, (2) contoh pembelajaran kimia berbasis etnosains, (3) evaluasi berbasis etnosains, dan (4) media berbasis etnosains. Seluruh materi ini berhasil dipahami dengan baik oleh peserta pelatihan. Hal ini ditunjukkan dengan antusiasme peserta pelatihan mengidentifikasi budaya tradisi Yogyakarta yang relevan untuk dikaji pada pembelajaran kimia bersama siswa. Adapun tindak lanjut yang dilaksanakan peserta diantaranya mencari teman sejawat sebagai kolaborator untuk berdiskusi tentang ide pembelajaran kimia berbasis etnosains sehingga hasil pelatihan dapat dilaksanakan lebih optimal. Hasil diskusi ini menghasilkan beberapa ide tentang pembelajaran kimia yang mengintegrasikan etnosains sebagai konteks pembelajaran kimia diantaranya:

  1. Identitas kopi Yogyakarta yaitu kopi joss, campuran antara kopi hitam dan arang, berpotensi dijelaskan manfaatnya terhadap kesehatan melalui konsep adsorpsi
  2. Jamasan pusakan, sebagai tradisi memandikan atau mencuci benda-benda pusaka, khususnya di Kraton Yogyakarta, berpotensi untuk dikaji pada konsep kimia oksidasi logam.
  3. Budaya melukis batik bagi beberapa pengrajin sebagai kajian kearifan lokal yang berpotensi membantu mengembangkan konsep kimia pewarnaan ramah lingkungan. Pengembangan pewarnaan ini dapat dikaji melalui berbagai konsep kimia seperti asam basa dan pH.

Melalui kegiatan pendampingan ini, wawasan peserta tentang pembelajaran kimia berbasis etnosains telah berkembang. Harapan dari hasil pelaksaan pelatiha ini, guru kimia SMA di Kabupaten Bantul dapat mengaplikasikan pembelajaran kimia berbasis etnosains dalam kegiatan mengajar kimia sehari-hari sehingga dapat berkontribusi untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi dan literasi kimia siswa.