Webinar Series #2 Jurusan Pendidikan Kimia 2021

Jumat, 24 September 2021 telah terlaksana Webinar Series #2 Jurusan Pendidikan Kimia. Sebanyak 185 peserta mengikuti Webinar Series #2 secara daring melalui Zoom Meeting. Pada kesempatan kali ini, acara dibuka oleh Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY, Dr. Retno Arianingrum. Berdasarkan sambutan beliau kegiatan Webinar Series #2 sangat mendukung wawasan mahasiswa dengan occupational profile sebagai praktisi di bidang pendidikan, lebi luas lagi dapat membantu pembelajaran kimia untuk siswa disabilitas.

Sambutan yang disampaikan oleh Dr. Retno Arianiningrum, relevan dengan materi yang disampaikan oleh narasumber. Webinar Series #2 ini menghadirkan Dr. Jamil Suprihatiningrum, dosen Pendidikan Kimia UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia, dengan bidang keahlian Inclusive Science Education. Pada kesempatan kali ini Dr. Jamil menyampaikan materi dengan judul ‘Teaching Chemistry for Students with Disabilities: Possibilities & Challenges’. Merujuk pada Pasal 4 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: fisik, intelektual, mental, dan sensorik. Adapun disabilitas dengan insiden tinggi seperti disabilitas intelektual atau gangguan emosi dan perilaku serta disabilitas insiden rendah seperti kebutaan, tuli, tuli-buta, yang selanjutnya disebut siswa dengan disabilities (SWD). Guru sains (kimia) dituntut untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan peduli dengan memodelkan kepekaan terhadap perbedaan dan menggunakan berbagai pendekatan instruksional dan gaya interaksi untuk mengajar SWD di dalam kelas. Hal tersebut karena cara penerimaan pembelajaran SWD menjadi salahsatu factor penting yang harus dipahami guru. Guru bisa mengidentifikasi kelebihan atau kekuatan apa yang dimiliki SWD. Perbedaan kondisi antar SWD dapat difasilitasi oleh guru dengan mendesai metode mengajar, sehingga ada spesifikasi modifikasi sebagai hasil kajian tentang kemampuan dan waktu yang relative berbeda untuk setiap SWD berlatih mengerjakan soal. Guru dapat memanfaatkan teknologi untuk membantu SWD belajar, seperti audio, braille, atau teknologi visual.

Narasumber kedua adalah Dr. Antuni Wiyarsi, dosen Pendidikan Kimia FMIPA UNY dengan bidang keahlian Socio-Scientific Issue. Pada Webinar Series #2 ini beliau menyampaikan materi tentang ‘Using Socio-Scientific Issues in The Context-based Chemistry Learning (CbCL)’. Berdasarkan pemaparan Dr. Antuni, pemilihan konteks yang tepat sangat penting bagi CbCL untuk benar-benar meningkatkan minat dan persepsi siswa tentang relevansi SSI. Ini mendukung perspektif sosial budaya pendidikan IPA/kimia. Adapun SSI memiliki beberapa dimensi yang terkait dengan dimensi relevansi sains sehingga mendukung literasi sains siswa. Adapun SSI dalam konteks isu yang relevan dan tergantung pada budaya, masyarakat, dan karakteristik nasional/masyarakat pada dimensi ekonomi, politik, keagamaan, etis, lingkungan, kesehatan, ilmiah, teknologi, masyarakat, moral. Sebagai contoh dari SSI sebagai konteks, Isu tentenag terumbu karang sebagai fenomena negara maritim, terwujud di seluruh dunia dengan cara yang berbeda dari sumber daya dan kerusakan, sehingga mendorong perilaku lingkungkan yang mengisinisai tindakan apa yang mereka ambil. Ini akan mengantarkan siswa pada bahsan khusus seperti: pH Asam basa, kesetimbangan kimia, kimia unsur, mineral di laut, organisme laut, dab pertumbuhan karang.

Mahasiswa pendidikan kimia program sarjana dan magister berpartisipasi aktif sebagai peserta. Partisipasi tersebut terlihat pada kegiatan diskusi tanya jawab dengan narasumber. Dengan terlaksananya kegiatan Webinar Series #2 diharapkan mampu menambah wawasan dan motivasi mahasiswa sebagai calon guru untuk mengembangkan pengetahuannya yang mendukung kompetensi keahlian lulusan.