Kegiatan PPM PTK untuk MGMP Kimia di Gunungkidul

Jumat 11 Juni 2021, Program Studi Pendidikan Kimia telah melaksanakan salah satu kegiatan Pengabdian pada Masyarakat dengan topik Penelitian Tindakan Kelas. Kegiatan PkM ini diperuntukkan bagi Guru Kimia SMA di Kabupaten Gunungkidul.  Kegiatan dibuka oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Kimia Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc, sekaligus sebagai narasumber kegiatan PkM ini bersama Bapak Heru Pratomo Al., M.Si. Kegiatan PkM dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting dan dihadiri 22 Anggota MGMP Kimia Kabupaten Gunungkidul.

Pada kegiatan inti, Bapak Heru Pratomo, Al., M.Si. memberikan pengantar tentang hasil identifikasi miskonsepsi pada pembelajaran kimia. Menurut beliau, kesulitan belajar siswa untuk memahami konsep kimia yang dianggap rumit dapat menjadi salah satu masalah dalam kegiatan pembelajaran. Keadaan ini dapat diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan tujuan unutk memperbaiki dan meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional. Pada dasarnya, kegiatan penelitian pada PTK merupakan gerakan yang berkelanjutan (on-going). Karakteristik penelitian PTK yang situasional diangkat dari praktik pembelajaran sehari-hari yang benar-benar dirasakan oleh pendidik, peserta didik, atau keduanya, sehingga perlu diupayakan penyelesaiannya. Hasil penelitian menjadi tidak dapat digenaralisasikan karena hanya berlaku bagi pendidik yang bersangkutan dan self-evaluatif, arinya dilakukan secara continu, dievaluasi dalam proses dan bertujuan untuk perbaikan dan/atau peningkatan. Dengan melaksanakan PTK, pendidik akan semakin professional karena pendidik terbiasa melakukan penelitian sehingga pendidik makin percaya diri, mandiri, dan berani mengambil resiko dalam melakukan pembaharuan. Beberapa contoh masalah yang diidentifikasi sebagai focus penelitian tidakan diantaranya: 1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis, 2) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kimia, 3) rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa, 4) rendahnya kualitas pembelajaran ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan komunikasi, dan 5) rendahnya kemandirian belajar siswa di suatu Sekolah Menengah Atas.

Setelah Bapak Heru Pratomo, Al., M.Si menyampaikan tentang teknis pelaksanaan PTK, materi kedua tentang konsep PTK, disampaikan oleh Ibu Dr. Antuni Wiyarsi, M.Sc. PTK dapat dilakukan ketika ada masalah pendidikan tertentu yang spesifik yang harus dipecahkan, untuk memberi keuntungan bagi para pendidik untuk merefleksikan apa yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun kelebihan penggunaan PTK bagi guru diantaranya: 1) PTK dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memperbaiki iklim pembelajaran, 2) peneliti dapat bertukar pengalaman dalam menentukan setiap langkah untuk perbaikan proses pembelajaran di kelas, 3) dapat mengembangkan sifaat terbuka dan kritis. Selain itu, terdapaat beberapa kelemahan PTK, seperti: 1) memerlukan kepekaan yang tinggi dari guru untuk menemukan masalah pembelajaran, 2) memerlukan waktu yang panjang, dan 3) hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan.

Salahsatu pertanyaan yang mucul dari peserta adalah minimal dan maksimal siklus yang dilakukan dalam PTK. Menurut narasumber, tidak ada batasan minimal dan maksimal untuk penelitian PTK hingga target yang diharapkan tercapai. Adapun pada penelitian PTK, siklus tersebut dapat menjadi terbatas jika disesuaikan dengan faktor terpenting dari penelitian tindakan yaitu perlunya pemecahan masalah praktis dalam pembelajaran dengan tipe: 1) masalah yang melekat dengan materi pembelajaran seperti rendahnya prestasi belajar, berarti siklus harus dieselesaikan di materi tertenu, 2) masalah yang terkait dengan materi pembelajaran keterampilan matematis, kemampuan proses sains, kemampuan melakukan praktikum, dan 3) masalah yang mendukung penguasaan materi seperti kemampuan kolaborasi, aktivitas belajar, minat belajar, HOTS.

Dengan terlaksananya kegiatan PkM ini, Ketua MGMP Kimia Kabupaten Gunung Kidul, Bapak Joko Priyatno menyampaikan, adanya harapan dari guru-guru kimia SMA di Gunungkidul untuk keberlanjutan jalinan kerja sama dan pelatihan untuk pengembangan profesionalisme guru, terutama melalui kegiatan paktik/workshop penyusunan proposal penelitian. Jika diperlukan, dosen Program Studi Kimia memungkinkan untuk membantu guru-guru disekolah dalam melaksanakan PTK, misalnya sebagai konsultan. Harapannya, kegiatan PkM tentang PTK dapat memberikan inspirasi bagi guru kimia di SMA untuk melakukan penelitian sebagai salahsatu aktivitas pengembangan profesionalisme guru.